Minggu, 05 Februari 2017

MASIH PACARAN APA KATA AKHIRAT?


        Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan dengan banyak pintu yang berlapis, maka orang yang berpacaran adalah pemegang semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk? Tapi……?
         Mungkin antunna sekalian bertanya kenapa dipilih Judul dengan kalimat tersebut, itu hanyalah sebuah symposium dari seseorang yang dikirim kepada penulis oleh salah seorang sahabat melalui Facebook beberapa hari yang lalu, lengkapnya seperti ini, “Hari gini masih jomblo, apa kata dunia?. Hari gini masih pacaran, apa kata akhirat? “Nah, akhirnya terbetiklah dalam hati nurani seorang penulis untuk membahas ujung dari symposium di atas.
     Ada yang bilang, “Hari gini nggak pacaran?” seolah-olah ia berkesimpulan bahwa hari ini belum pacaran, ketinggalan zaman kali. Pacaran sudah menjadi hal biasa bagi mereka dan bahkan ia menganggap pacaran suatu hal keharusan yang apabila nggak dikerjakan, pelakunya akan dianggap bersalah.
     Sungguh dunia telah berbalik, norma-norma Islam telah berganti menjauhi hukum kosong dan seakan tidak bernilai sama sekali. Hukum islam telah berubah menjadi hokum liberal dan sekuler. Sangat jauh dengan islam sejatinya.
      Sobat, apakah dengan tidak pacaran kamu akan merugi? Masa depanmu menjadi suram? Atau nggak akan dapat istri shalihah yang sakinah, mawadah, warahmah? Nggak juga kan?, bahkan orang yang tidak berpacaran lebih baik kehidupannya setelah menikah, bukankah begitu kenyataannya?, berarti sangat salah jika ada orang yang beranggapan bahwa yang nggak pacaran masa depannya suram.
       Pacaran adalah pintu utama menuju zina seperti yang tertera dalam surat Al-Isra’ ayat 32 diatas dan merupakan pintu gerbang menuju segala kehancuran.
       Rasulullah bersabda, “sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari Zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan, lalu farji (kemaluan) yang akan membenarkan atau mendustakannya.” (Riwayat Al Bukhari & Muslim).
     Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu yang berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah memiliki semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk. Bukankah saat berpacaran ia  tidak lepas dari zina dengan bebas memandang? Bukankah dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara dihadapan pacarnya? Bukankah orang yang bepacaran senantiasa memikirkan dan membayangkan keadaan pacarnya? Maka farjihnya  pun akan segera mengikutinya. Akhirnya penyesalan tinggalah penyesalan. Waktu tidaklah bisa dirayu untuk bisa kembali sehingga dirinya menjadi sosok yang masih suci dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas keberhasilan usahanya..
            Hanya satu jalan keluarnya, what’s that?? Continue to reading….
Nikah, Number one solution
       Yup, dengan menikah maka telah menjadi solusi yang tepat. Lebih-lebih nikah dini bagi kalian yang sudah siap untuk membina bahtera rumah tangga. Siap mengarungi samudra bersama dengan jalur menikah. Heheh J. Bukankah nabi kita Rasulullah bersabda,
     “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa sebab puasa dapat menekan syahwatnya.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
       So?? Buat yang masih pacaran putuskan pacar kalian, lalu ajak dia ke pelaminan.. yuk nikah.. halalkan atau tinggalkan… Hidup itu piliham J



“Dakilah gunung karena ilmu. Turunilah jurang karena cita-cita. Tapi jangan seberangi lautan karena cinta”. (Strafsyukanggrainij).

           
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar