Kamis, 09 Februari 2017

INDAHNYA MEMAAFKAN


      Sesulit apapun kita memaafkan orang lain, maka tetap harus berusaha memaafkan orang tersebut dengan setulus hati. Mengapa demikian? Karena Allah Subhanahu Wata’ala telah memrintahkan kita agar menghilangkan kedongkolan yang ada di dalam hati kita dan bahkan mendoakan saudara kita. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
   “ Dan orang-orang yang dating sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hasyr : 10).
            Semestinya, itulah yang kudu kita lakukan, tak sekedar memafkan semata, alangkah baiknya kita juga mendo’akan kebaikan untuknya. Dan mana mungkin kita bisa mendoakannya kalo masih ada rasa dengki dan benci dalam hati kepadanya. Maafkanlah ia setulus hatimu.
      Ukhti, engkau pun ingin masuk surga bukan? Allah Subhanahu Wata’ala pun telah memerintahkan kita bersegera dalam meraih ampunan dan surga-Nya. Pun itu hanya disiapkan bagi orang-orang yang bertaqwa dengan ciri-ciri diantaranya adalah memafkan saudarinya.
      “ (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Qs. Al-Imran : 134).
    Selain menahan diri dari melampiaskan kemarahan, maka orang-orang bertaqwa yang Allah Subhanahu Wata’ala janjikan surga itu, mereka memaafkan orang yang berbuat aniaya alias mendzaliminya, sehingga tiada lagi kedongkolan dalam hatinya terhadap orang lain. Inilah akhlak yang paling sempurna sehingga Allah Subhanahu Wata’ala tutup ayat tersebut dengan firmannya, “Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
         Rasulullah pun telah mengabarkan kepada kita keutamaan dari memaafkan orang yang mendzalimi kita, diantaranya adalah,
         “ Barangsiapa ingin dimuliakan dengan bangunan untuknya di surga dan diangkat derajatnya, hendaklah ia memaafkan orang lain yang berbuat aniaya kepadanya, memberi terhadap orang yang kikir kepadanya, dan menyambung silaturrahmi kepada orang yang memutuskannya. ”
         Lihatlah bagaimana penghuni syurga, Allah Subhanahu Wata’ala cabut perasaan dongkol yang ada dalam hatinya sebelum mereka memasuki syurga. Tentunya kita sebagai remaja muslim ingin memiliki sifat seperti sifat-sifat penghuni syurga karena kita pun berharap kelak memasukinya.
        “ Dan kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka.” (Al-A’raf : 43).
    Jikalau begitu, masih layakkah kita menyimpan keodngkolan dan susah memafkan orang lain? Allah Subhanahu Wata’ala yang menciptakan kita dan Rabb semesta alam, Ia Maha Pengampun terhadap hamba-Nya, lantas kenapa kita makhluk kecil ini masih enggan dan susah memaafkan? Lihatlah bagaimana sikap sahabat Abu Bakar yang bersumpah bahwa dia tidak akan memberikan apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri Aisyah. Maka turunlah ayat yang melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu, menyuruh memaafkan, dan berlapang dada terhadap mereka setelah mendapatkan hukuman atas perbuatan mereka itu.
   “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An-Nur : 22).
       Hikmah dari tulisan di atas enyahkan sikap egoism, hilangkan kedongkolan dalam hati, dan maafkanlah saudaramu ketika ia meminta maaf tanpa menunggu moment hari raya baru bisa memaafkan. Engkau ingin hatimu lapang dan tenang? Maafkanlah saudaramu. Engkau mengharapkan ampunan dari Allah Subhanahu Wata’ala? Maka maafkanlah saudaramu.
            Tulisan ini ditulis oleh penulis karena beberapa hari yang lalu sempat merasakan kekecewaan yang tak berujung dan terjatuh pada perkara sulit memaafkan kejadian tersebut. Namun setelah memahami hakikat memaafkan maka penulis tergugah hatinya untuk menuliskan isi hati melalui nasehat ini. Yah, memaafkan orang lain memang terkadang tak semudah yang kita kira, bisa saja di bibir sudah memaafkan namun lain halnya dengan hati kecil kita. Manusiawi memang, tapi ada baiknya kita memaafkannya , karena bisa jadi kita tidak lebih baik dari mereka. Tetaplah tersenyum untuk menjadi pribadi yang lebih baik J



“ Memaafkan kesalahan orang lain memang tidaklah mudah dan sangat berat walapun demikian, berilah maaf kepadanya. Bukankah kita juga sangat suka apabila orang lain dan Allah memaafkan kesalahan kita. Ala bisa karena biasa”.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar