Kehidupan di bumi
digerakkan oleh energi matahari. Kloroplas tumbuhan menangkap energi cahaya
yang telah menempuh jarak 160 juta kilometer dari matahari dan mengubahnya
menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam gula dan molekul organik lainnya.
Proses seperti ini disebut fotosintesis. Fotosintesis menyediakan makanan bagi
hampir seluruh kehidupan secara langsung atau tidak langsung.
Fotosintesis berperan
penting bagi kehidupan organisme karena menyediakan oksigen yang diperlukan
oleh organisme untuk proses pernapasan dan mendaur karbon dioksida (CO2)
yang dihasilkan dari proses pernapasan. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh
faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik yang mempengaruhi laju
fotosintesis adalah perbedaan antara spesies, umur daun, dan laju translokasi
fotosintat.
Perbedaan
antara spesies. Tumbuhan C-4 secara umum mempunyai laju
fotosintesis yang tertinggi, sementara tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis
yang terendah. Tumbuhan C-3 berada di antara kedua ekstrim tersebut. Reaksi-reaksi yang berlangsung dalam sintesis
karbohidrat antara tumbuhan C-3, C-4, dan CAM berbeda. Perbedaan-perbedaan
reaksi terjadi dalam fiksasi CO2 mempengaruhi kemampuan atau
efisiensi tumbuhan dalam mensintesis karbohidrat.
Tabel 1. Laju fotosintesis
maksimum untuk jenis-jenis tumbuhan utama pada kondisi optimal
Sumber: Lakitan, 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Hal 156
Tabel
di atas memperlihatkan laju fotosintesis maksimum untuk pohon dan semak evergeen yang tumbuh di daerah tropis,
subtropis atau mediteranean, dan pohon dan semak deciduous yang tumbuh di daerah beriklim sedang. Pohon dan semak
memperlihatkan laju fotosintesis maksimum yang lebih rendah dibanding pada
tumbuhan C-3 dan herba umumnya. Hal ini mungkin disebabkan sistem kanopi pohon
dan semak, di mana banyak daun yang saling menutupi sehingga intensitas cahaya
yang diterima oleh daun-daun yang ternaungi akan lebih rendah.
Tabel 2. Beberapa karakteristik fotosintesis untuk tiga kelompok
utama tumbuhan
Sumber: Lakitan, 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Hal 157
Pengaruh umur daun.
Kemampuan daun untuk berfotosintesis meningkat pada awal perkembangan daun.
Daun yang mengalami senescene akan berwarna kuning dan hilang kemampuannya
untuk berfotosintesis disebabkan perombakan klorofil dan hilangnya fungsi
kloroplas.
Laju translokasi fotosintat. Tumbuhan dengan laju fotosintesis yang tinggi menunjukkan laju
translokasi fotosintat yang tinggi pula. Translokasi fotosintat yang cepat akan
memacu laju fiksasi CO2, sementara akumulasi fotosintat pada daun
akan menghambat laju fotosintesis. Mekanisme hambatan laju fotosintesis akibat
akumulasi fotosintat pada daun belum diketahui dengan jelas. Sebagian ahli
bependapat bahwa hambatan tersebut terjadi karena fotosintat yang terakumulasi
adalah dalam bentuk butiran pati yang secara fisik akan menghalangi cahaya
untuk mencapai membran tilakoid yang berarti akan menghambat fotosintesis.
Selain
faktor genetis, faktor lingkungan juga mempengaruhi laju fotosintesis.
Faktor-faktor lingkungan yang penting adalah ketersediaan air, CO2, cahaya,
dan suhu.
Ketersediaan air. Kekurangan
air dapat menghambat laju fotosintesis, terutama karena pengaruhnya terhadap
turgiditas sel penjaga stomata. Jika kekurangan air, maka turgiditas sel
penjaga akan menurun yang menyebabkan stomata menutup. Penutupan stomata ini
akan menghambat serapan CO2 yang dibutuhkan untuk sintetis
karbohidrat. Hambatan fotosintesis karena kekurangan air tidak terletak pada
ketersediaannya sebagai bahan baku, tetapi karena pengaruhnya terhadap sel
penjaga stomata.
Ketersediaan CO2. Karbon dioksida
merupakan bahan baku sintesis karbohidrat. Kekurangan CO2 tentu akan
menyebabkan penurunan laju fotosintesis. Peningkatan konsentrasi CO2 secara
konsisten memacu laju fotosintesis, kecuali jika stomata menutup. Peningkatan
CO2 menghambat fotorespirasi.
Cahaya. Cahaya sebagai
sumber energi untuk reaksi anabolik fotosintesis jelas akan berpengaruh
terhadap laju fotosintesis. Secara umum, fiksasi CO2 maksimum
terjadi pada tengah hari, yakni saat intensitas cahaya mencapai
puncaknya. Penutupan cahaya matahari oleh awan juga akan mengurangi laju
fotosintesis.
Suhu. Pegaruh suhu
terhadap fotosintesis tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya tumbuhan. Spesies yang tumbuh di gurun mempunyai suhu optimum untuk
fotosintesis lebih tinggi dari spesie di tempat lain. Secara umum suhu optimum
untuk fotosintesis setara dengan suhu siang hari pada habitat asal tumbuhan.
Walaupin ada beberapa pengecualian, umumnya tumbuhan C-4 mempunyai suhu optimum
lebih tinggi dibandingkan tumbuhan C-3. Perbedaan ini disebabkan
rendahnya fotorespirasi tumbuhan C-4. Peningkatan suhu pada kisaran yang normal
berpengaruh terhadap reaksi-reaksi biokimia fiksasi dan reduksi CO2
sehingga peningkatan suhu akan meningkatkan laju fotosintesis sampai terjadinya
denaturasi enzim dan kerusakan fotosistem. Respirasi (termasuk fotorespirasi)
akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Hal ini disebabkan peningkatan suhu
memperbesar nisbah CO2 atau O2 yang tersedia.
Efisiensi
fotosintesis maksimum tercapai pada intesitas cahaya yang rendah, tidak pada
intensitas cahaya matahari penuh dan hari panjang, di mana hasil tanaman
tertinggi tercapai.
Sumber:
Campbell,
N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, L. G., 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Lakitan,
B., 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Rajawali Pers, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar