PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
A.
PERKECAMBAHAN
Pertumbuhan pada tanaman
diawali dengan proses perkecambahan setelah biji mengalami masa dormansi. Masa dormasi
adalah peristiwa istirahat atau biji tidak aktif melakukan aktivitas
pertumbuhan, biasanya pada musim kemarau karena kekurangan air. Sementara itu,
perkecambahan adalah peristiwa munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam
biji.
Peristiwa perkecambahan
biji diawali dengan proses penyerapan air oleh biji yang disebut imbibes. Masuknya
iar kedalam biji memacu aktivitas hormone giberelin untuk memacu butir-butir
aleuron untuk mensintesis enzim alfa amylase dan protease. Terbentuknya kedua enzim
tersebut akan memacu pemecahan amilum dan protein dan endosperm menjadi glukosa
dan asam amino yang akan menjadi substrat untuk metabolism (respirasi).
Berdasarkan asal factor-faktor
yang menstimulasi perkecambahan dapat dismpulkan bahwa air, suhu, oksigen, dan
kelembaban sebagai factor eksternal, sementara enzim dan hormone sebagai factor
internal mempengaruhi kecepatan perkecambahan.
Biji dapat berkecambah
membentuk plantula karena di dalam biji mengandung embrio. Embrio atau lembaga
tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu: radikula (akar lembaga), kotiledon
(Daaun lembaga), dan Kulikulus (batang lembaga).
Gambar 1. Proses fisiologis biji pada awal perkecambahan
Radikula merupakan
calon akar yang tumbuh membentuk akar dan akan menembus biji kearah liang biji.
Pada Poaceae/ Graminae akar lembaga mempunyai selubung kar lembaga yang disebut
Koleoriza.
Kotiledon merupakan
calon daun yang pertama yang tumbuh dalam proses prkecambahan. Kenampakan fisik
daun lembaga kelihatan tebal karena berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan
selama proses perkecambahan. Selain itu, daun pertama ini berfungsi juga untuk
melakukan fotosintesis serta sebagai alat pengisap makanan untuk embrio yang
dilakukan pada bagian yang berbentuk perisai dan berupa selapis tipis yang
disebut skuletum.
Kalulikulus atau batang
lembaga adalah calon yang akan tumbuh menjadi calon batag bagian atas yang
berada diatas kotiledon yang disebut epikotil dan bagian bawah calon batang
yang dibawah kotiledon yang disebut hipokotil. Epikotil selanjutnya akan tumbuh
membentuk batang dan daun, sedang hipokotil akan tumbuh membentuk pangkal
batang dan akar. Ujung dari epikotil yang akan membentuk daun mempunyai pucuk
lembaga yang disebut plumulae. Plumulae diselubungi oleh suatu selput yang
disebut koleoptilum.
Berdasarkan letak
kotiledon pada saat perkecambahan secara alamiah, perkecambahan dibedakan
menjadi dua, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.
1.
Perkecambahan epigeal
Perkecambahan tipe
epigeal adalah perkecambahan yang ditandai degan terangkatnya kotiledon ke atas
permukaan tanah sehingga bagian hipokotil dapat terlihat diatas permukaan
tanah. Perkecambahan tipe ini dapat dilihat pada perkecambagan kacang hijau.
2.
Perkecambahan Hypogeal
Perkecambahan tipe
hypogeal adalah perkecambahan dimana kotiledon tidak dapat terangkat ke atas
permukaan tanah sehingga hipokotil tidak tampak di atas permukaan tanah. Perkecambahan
tipe ini dapat dilihat pada kacang kapri dan jagung.
Gambar 2. Perkecambahan epigeal (a), dan Perkecambahan Hypogeal
B.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan mahluk
hidup diartikan sebagai peristiwa pertambahan volume yang mencakup pertambahan
jumlah sel, volume sel, jenis sel maupun substansi yang terdapat di dalam sel
yang bersifat kuantitatif (dapat dihitung dengan angka) dan irreversible (tidak
dapat kembali seperti semula). Contoh peristiwa pertumbuhan adalah pertambahan
tinggi dan besar batang tumbuhan.
Perkebangan adalah
proses terspesialisasinya sel menuju kebentuk dan fungsi tertentu yang mengarah
ketingkat kedewasaan yang bersifat kuantitatif (tidak dapat dinyatakan dengan
ukuran angka) dan irreversible. Contoh perkembangan pada tumbuhan adalah
tumbuhan yang menghasilkan bunga sebagai alat reproduksinya
Pertumbuhan dan
perkembangan berjalan simultan, artinya berjalan bersama-sama secara sejajar
dan saling mendukung untuk mencapai tingkat kedewasaan. Kecepatan pertumbuhan
pada tumbuhan dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daftar Pustaka
Susilowarno, R. G., dkk., 2007. Biologi SMA/MA kelas XII. PT.Grasindo, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar